Kumpulan Pengertian Menurut Para Ahli

Jumat, 29 September 2023

Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli

| Jumat, 29 September 2023

Pengertian Kecerdasan Emosional

Oxford English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolokan pikiran, perasaan, nafsu (setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap). Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu kedaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak (Goleman, 2015).

Menurut Hamzah B. Uno bahwasanya pengertian emosi adalah perasaan dan pikiran khas; suatu keadaan biologis dan psikologis; suatu rentang kecendrungan-kecendrungan untuk bertindak (Uno, 2012).

Sedangkan Santrock mengatakan bahwa emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya yang mewakili kenyamanan atau ketidak nyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami (Santrock, 2007).


Pendapat ahli selanjutnya adalah dari Sarlito Wirawan dalam Syamsu Yusuf, berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif (perasaan- perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi suatu situasi tertentu) baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas (Yusuf, 2011).

Ketika kita berbicara mengenai emosi, biasanya yang akan terbayang adalah mengenai perasaan yang dramatis seperti amarah yang luar biasa atau perasaan senang yang menggebuh-gebuh. Tetapi para psikolog mengklasifikasikan emosi menjadi berbagai macam klasifikasi, tetapi biasanya semua klasifikasi itu melihat emosi sebagai sesuatu yang positif dan negatif (Santrock, 2007). Emosi yang positif berasal dari suatu kondisi yang menguntungkan, contoh emosi positif adalah antusiasme, rasa senang, dan cinta. Sedangkan emosi negatif berasal dari hubungan yang mengancam atau kondisi yang menyakitkan, contoh emosi negatif adalah cemas, marah, rasa bersalah dan rasa sedih (Mashar, 2011).


Berikut ini penejelasan mengenai beberapa tipe emosi yang muncul dari bagian otak emosional menurut Atkinson, dkk (1995) dalam Hamzah B. Uno :
  1. Emosi yang digolongkan ke dalam senang dan tidak senang memiliki rentang (span) yang panjang dalam intensitasnya. Misalnya, senang karena puas dengan ekstasi, sedih karena tidak suka, takut karena terancam dan sebagainya.
  2. Senang (joy ), merupakan kebanggan dan respons cepat yang berhubungan dengan pencapaian tujuan dan pemenuhan kebutuhan. Senang ini selalu mengurangi tensi yang menyertai daya dorongan suatu ransangan.
  3. Sedih (sorrow), lawan dari senang, lemah merespons, ini disebabkan tidak tercapai apa yang diinginkan, dan biasanya diikuti oleh suatu rasa kehilangan atau menjadi tidak terkontrol.
  4. Marah (anger), kejengkelan ketika arah tujuan perbuatan dilarang atau dikecewakan, dan biasanya sangat rentan terhadap pengaruh komulatif (dendam).
  5. Takut (fear), merupakan reaksi umum terhadap yang tidak diharapkan, tidak dikenal, dan ransangan yang sangat kuat dalam merusak situasi biasanya.
  6. Tanggapan mengejutkan (stratle respons), merupak reaksi takut yang khusus terhadap kejadian intern yang tiba-tiba. Orang yang terkejut reaksinya bermacam-macam dalam waktu bersamaan, seperti membelalakkan mata, buka mulut, menarik leher dan sebagainya.
  7. Cinta (love), melibatkan peran orang lain yang biasanya akan meningkat apabila orang lain itu membalas cintanya. Dalam beberapa hal, adanya perasaan cinta biasanya diikuti oleh aktifitas dalam diri, seperti meningkatnya denyut jantung/hati, tekanan darah dan respirasi (penguapan/berkeringat).
  8. Benci (hate), berhubungan dengan penyerangan seseorang yang membencinya, biasanya secara aktif cenderung akan menyerang objek dibencinya. Benci, cemburu dan kefanatikan adalah bentuk-bentuk lain dari marah.
  9. Mood, adalah kondisi emosional yang lebih lama dari pada emosiitu sendiri dan biasanya tidak terlalu intens seperti emosi.
  10. Tempramen, adalah reaksi emosional yang ajeg (persistenst) yang merupakan karakteristik seseorang (Uno, 2012).

Lazarus dalam Mashar mengkategorikan emosi menjadi dua ketegori, yaitu emosi primer atau dasar dan emosi sekunder. Emosi primer merupakan emosi yang ada pada spesies mamalia yang berakar dari evolusi warisan, yang telah dimiliki sejak awal masa bayi dan muncul dengan cepat dan otomatis dalam interaksinya dengan lingkungan, emosi primer memiliki karakteristik sebagai ekspresi wajah yang universal dan dapat dikenali pada berbagai budaya yang berbeda dan emosi primer juga berkaitan degan sistem sirkuit saraf diotak dan berkorelasi dengan aktifitas sistem otonom. Sedangkan emosi sekunder merupakan kombinasi dari beberapa emosi primer (Mashar, 2011) .





Emosi sebagai suatu peristiwa psikologi mengandung ciri- ciri sebagai berikut:
  1. Lebih bersifat subjektif dari pada peristiwa psikologi lainnya, seperti pengamatan dan berpikir.
  2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap).
  3. Banyak betsangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indra (Yusuf, 2011 : 116).

Peran emosi banyak terlibat dalam aktifitas manusia. Hal ini dapat dilihat pada keadaan dalam diri kita, yang tidak disadari selalu bereaksi dalam keadaan emosi. Reaksi dalam diri ini berpengaruh pada persepsi, pembelajaran, pemikiran dan secara umum segala apa yang kita kerjakan. Emosio tidak selalu memiliki tujuan langsung, ia lebih merupakan leburan reaksi tak terorganisir terhadap ransangan dari luar atau dalam (Uno, 2012).

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Solvey dari Harverd University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampak penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain; empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, diskusi, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat (Uno, 2012).

Kecerdasan emosional merupakan kesadaran terhadap perasaan diri sendiri dan orang lain, bersikap empati, kasih sayang, motivasi dan kemampuan untuk merespon suasana kegembiraan dan kesedihan secara tepat (Yusuf dan Nurishan, 2014).

Menurut Salovey dan Mayer dalam Kuswana, mendifinisikan kecerdasan emosional (EI) merupakan kemampuan untuk merasakan emosi, mengintegrasikan emosi untuk memfasilitasi berpikir, memahami emosi dan mengatur emosi untuk mempromosikan pertumbuhan diri (Kuswana, 2014) .

Sedangkan menurut Hamzah B. Uno kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa (Uno, 2012).

Teori lain dikemukan oleh Stein dan Book yang dikutip oleh Hamzah B. Uno, ia menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan di dunia yang rumit, mencakup aspek pribadi, sosial dan pertahanan dari seluruh keceerdasan, akal sehat dan kepekaan yang penting untuk berfungsi efektif setiap hari (Uno, 2012 : 69).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur, mengola, dan mengendalikan suasana hati baik dirinya sendiri maupun orang lain, dengan intelegensinya sebagai pemandu tindakannya.



Sumber:
Yusuf L.N, Syamsu & Nurihsan, Achmad Juntika. 2014. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kuswana, Wowo. 2014. Ergonomi dan K3 Kesehatan Keselamatan Kerja, PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.
B. Uno, Hamzah. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara


Sekian urain tentang Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat...!

Related Posts