Pengertian Liabilitas
Liabilitas merupakan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk mengalihkan aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lain pada masa yang akan datang sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu.
Liabilitas terbagi menjadi dua jenis yakni utang lancar dan utang tidak lancar. Utang lancar merupakan suatu tunjangan yang sering kali dilakukan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan yang berlaku karena ketentuan-ketentuan bisnis atau yang mendadak dan memungkinkan tidak adanya kerugian yang dialami, baik perusahaan sedang dalam keadaan stabil ataupun kekurangan modal.
Hery (2014) mengungkapkan bahwa kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
Selain itu Hanafi (2010) menyatakan “Utang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatang dari kemudian organisasi sekarang untuk mentransfer aset atau memberikan jasa ke pihak lain dimasa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu. Utang muncul terutama karena penundaan pembayaran untuk barang atau jasa yang telah diterima oleh organisasi dan dari dana yang dipinjam”.
Dari pengertian utang lancar menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan utang lancar adalah utang jangka pendek perusahaan pada pihak lain yang harus segera dibayar dalam jangka waktu maksimal satu tahun.
Prosedur Pencatatan Liabilitas
Proses persetujuan pembayaran faktur pembelian dilaksanakan oleh departemen utang dagang yang bertanggung jawab terhadap direktur keuangan. Tujuannya untuk mencatat kewajiban membayar kepada pemasok. Input aplikasi ini faktur pembelian, catatan penerimaan barang, pesanan pembelian dan file rincian pesanan pembelian.
Secara legal, kewajiban untuk membayar ke pemasok mulai timbul saat barang diterima. Meskipun demikian, untuk alasan praktis, sebagian besar perusahaan mencatat utang setelah diterima dan disetujuinya faktur pembelian. Tujuan dilakukannya cara ini adalah untuk mengotorisasi dan menentukan apakah faktur yang diterima layak dibayar. Tentunya faktur pembelian dikatakan layak dibayar jika barang dan jasa yang dipesan benar-benar telah diterima oleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan informasi dari bagian pembelian (berupa tembusan order pembelian) dan fungsi penerimaan barang (berupa laporan penerimaan barang).
Tembusan order pembelian dari bagian pembelian menegaskan bahwa barang atau jasa yang tercantum dalam faktur pembelian benar-benar dipesan. Tembusan penerimaan barang yang diterima dari bagian gudang mengegaskan tentang kuantitas dan kondisi yang diterima.
Krismiaji 2015 mengungkapkan ada dua cara untuk memproses faktur pembelian, yaitu sistem nonvoucher dan sistem voucher. Dalam sistem nonvoucher, setiap faktur pembelian diposting ke masing-masing catatan pemasok dalam file utang dagang dan kemudian disimpan dalam sebuah file faktur terbuka. Ketika dilakukan pembayaran atau ketika dibuat cek pembayaran untuk faktur tersebut, maka faktur pembelian dikeluarkan dari file faktur terbuka dan dicap ‘lunas’ dan disimpan dalam file faktur yang telah dibayar.
Sedangkan dalam sistem voucher dibuat sebuah dokumen yang disebut voucher pengeluaran (disbursement voucher). Dokumen ini berisi data tentang pemasok, daftar faktur yang belum dilunasi, dan dinilai bersih yang harus dibayar setelah dikurangi dengan potongan dan pengurangan harga. Dengan demikian, dokumen meringkas informasi yang ada dalam sekelompok faktur pembelian. Dokumen ini juga menetapkan rekening buku besar yang harus didebit.
Penggunaan voucher menghasilkan tiga keuntungan sekaligus yaitu mengurangi jumlah lembar cek yang harus ditulis, karena beberapa faktur pembelian dapat diringkas dalam sebuah voucher, karena voucher merupakan dokumen internal, maka dokumen ini dapat diberi nomor urut tercetak untuk menyederhanakan penelusuran seluruh utang dan karena voucher memberikan catatan yang eksplisit tentang sebuah faktur pembelian yang disetujui untuk dibayar, maka hal ini memudahkan pemisahan saat persetujuan faktur dari saat pembayaran faktur. Hal ini memudahkan pengaturan waktu (penjadwalan) kedua kegiatan sehingga dapat memaksimumkan efisiensi.
Sumber:
Hery. 2014. Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta: Kompas Gramedia.
Sekian uraian tentang Pengertian Liabilitas Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat...!