Pengertian Infiltrasi
Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air
kepermukaan tanah. Proses ini merupakan bagian yang sangat penting dalam daur
hidrologi maupundalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai.
Pengertian infiltrasi (infiltration) sering dicampur-adukkan untuk kepentingan
praktis dengan pengertian perkolasi (percolation) yaitu gerakan air kebawah
dari zona tidak jenuh, yang terletak diantara permukaan tanah sampai
kepermukaan air tanah (zona jenuh). Dalam kaitan ini terdapat dua pengertian
tentang kuantitas infiltrasi, yaitu kapasitas infiltrasi (infiltration Capaciti)
dan laju infiltrasi (Infiltration rate). Kapasitas infiltrasi adalah laju
infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu, sedangkan laju infiltrasi
adalah laju infiltrasi nyata suatu jenis tanah tertentu.

Proses Terjadinya Infiltrasi
Ketika air hujan menyentuh permukaan tanah, sebagian atau
seluruh air hujan tersebut masuk kedalam tanah melalui pori-pori permukaan
tanah. Proses masuknya air hujan kedalam tanah ini disebabkan oleh tarikan gaya
grafitasi dan kapiler tanah.. laju infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya
grafitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Dibawah pengaruh
gaya grafitasi , air hujan mengalir tegak lurus kedalam tanah melalui profil
tanah. Pada sisi yang lain, gaya kapiler bersifat mengelirkan air tersebut
tegak lurus keatas, kebawah, dan kearah horizontal. Gaya kapiler tanah ini
bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang relatif kecil. Pada tanah dengan
pori-pori besar , gaya ini dapat diabaikan pengaruhnya, dan air mengalir ke
tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gaya grafitasi. Dalam perjalanannya
tersebut, air juga mengalami penyebaran kearah lateral akibat tarikan gaya
kapiler tanah, terutama ke arah tanah dengan pori-pori yang lebih sempit.
a. Proses masuknya air hujan melalui
pori-pori permukaan tanah
b. tertampungnya air hujan rtersebut di
dalam tanah
c. proses mengalirnya air tersebut
ketempat lain (bawah, samping, dan atas).
Infiltrasi (peresapan) merupakan perjalanan air melalui permukaan tanah dan menembus masuk kedalamnya.
Tanah dapat ditembusi air karena adanya celah yang tak
kapilar melalui mana aliran air grafitas mengalir kebawah menuju air tanah,
dengan mengikuti suatu jalan berhambatan paling lemah. Gaya-gaya kapilar
mengalihkan air grafitas secara terus menerus kedalam rongga-rongga pori
kapilar, sehingga jumlah air grafitas yang melalui horizon-horizon yang lebih rendah
secara berangsur-angsur berkurang. Hal ini menyebabkan bertambahnya tahanan
pada aliran grafitas di lapisan permukaan dan berkurangnya laju infiltrasi pada
saat hujan meningkat. Air hujan yang jatuh ketanah akan masuk kedalam tanah
dengan adanya gaya grafitasi, viskositas dan gaya kapilar dan disebut juga
sebagai proses infiltrasi. Laju infiltrasi aktrual tergantung dari
karakteristik tanah dan jumlah air yang tersedia dipermukaan tanah untuk
membuat tanah lembab.
Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :
a. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat
diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan
diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat
lambat. Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah
dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya
makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.
b. Pengisian Lengas Tanah (Soil
Moisture) dan Air Tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk
tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air
yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian
kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika
ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir
tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh
dari kenaikan kapiler air tanah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi
1. Karakteristik –karakteristik hujan
2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
a. Tetesan hujan, hewan maupun mesin
mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
b.Pencucian partikel yang halus dapat
menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
c. Laju infiltrasi awal dapat
ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.
d.
Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
e. Kemiringan tanah secara tidak
langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya.
f. Penggolongan tanah (dengan terasering,
pembajakan kontur dll) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan
atau penurunan cadangan permukaan.
3. Kondisi-kondisi penutup permukaan
a. Dengan melindungi tanah dari dampak
tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah
mendorong laju infiltrasi yang tinggi
b.Salju mempengaruhi infiltrasi dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan seresah.
c. Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem
drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi.
4. Transmibilitas tanah
a. Banyaknya pori yang besar, yang
menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu faktor penting
yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah.
b.Infiltrasi beragam secara terbalik
dengan lengas tanah.
5. Karakteristik-karakteristik air yang
berinfiltrasi
a.
Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan
sifatnya belum pasti.
b.Kualitas air merupakan faktor lain
yang mempengaruhi infiltrasi.

Pengukuran Laju Infiltrasi
1. Dengan menggunakan Testplot
Pengukuran daya infiltrasi dengan menggunakan infiltrometer
hanya dapat dilakukan terhadap luasan yang kecil saja, sehingga sukar untuk
mengambil kesimpulanterhadap besarnya daya infiltrasi bagi daerah yang lebih
luas. Untuk mengatasi hal inidipilih tanah datar yang dikelilingi tanggul dan
digenangi air, seperti pada gambar dibawah ini, laju infiltrasi nya didapat
dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaan airnya konstan.
2. Dengan menggunakan Lysimeter
Lysimeter berupa tangki beton yang ditanam di dalam tanah,
yang di isi tanahdan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi dengan
fasilitas drainasedan pemberian air.
3. Test Penyiraman (Sprinkling Test)
Di atas sebidang tanah dengan luas beberapa puluh meter
persegi, diberikanhujan tiruan dengan intensitas yang diketahui dan konstan sebesar
i ≥ fp permukaantanahnya dibuat agak miring, sehingga limpasan permukaan
sebesar i ≥ fp.
4. Dari hubungan curah hujan dengan
limpasan dalam daerah pengaliran kecil
Pada kenyataannya adalah lebih sulit untuk mendapatkan
penurunan kehilangan hanya dari daya infiltrasi saja, dibandingkan dengan
mendapatkan gabungan dari semua kehilangan.