Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi
Kata mobilitas berasal dari bahasa latin “mobilis” yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Dalam bahasa Indonesia, istilah yang sepadan dengan kata itu lazim digunakan adalah perpindahan, gerak, atau gerakan.
Dengan demikian, istilah mobilitas sosial diartikan sama dengan istilah perpindahan sosial, gerak sosial, atau gerakan sosial.
Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain. Masyarakat dengan sistem pelapisan sosial terbuka memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dibandingkan sistem pelapisan sosial tertutup, yang biasanya mempunyai tingkat mobilitas rendah, seperti terlihat pada masyarakat dengan kasta. Berikut ini merupakan definisi dari mobilitas sosial dari beberapa ahli sosiologi yaitu:
William Kornblum
Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
Michael S. Bassis
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosio ekonomi yang merubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
Edward Ransford
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.
Kimball Young dan Raymond W. Mack
Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Anthony Giddens
Mobilitas sosial adalah sesuatu yang menunjuk pda gerakan dari orang perorang dan kelompok-kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
Paul B. Horton
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya, atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Dari definis-definsi di atas dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial menyangkut tiga hal pokok sebagai berikut.
- Perubahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah.
- Dialami oleh manusia sebagai individu maupun berkelompok.
- Terjadi dampak sosial terhadap kelas sosial baru yang diperoleh individu atau kelompok.

Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial dan Contohnya
Mobilitas sosial sebenarnya terdiri dari 2 kata yaitu mobilitas dan sosial. Mobilitas memiliki arti pergerakan, sesuatu yang mana bergerak dapat diartikan sebagai sebuah perubahan. Sehingga segala sesuatu yang bergerak dapat mengalami perubahan, berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya. Sehingga mobilitas sosial merupakan perubahan posisi yang terjadi pada seseorang yang ada di dalam masyarakat. Mobilitas (pergerakan sosial) yang terjadi di dalam masyarakat dapat terjadi setiap saat, mengapa Hal ini karena kelompok masyarakat tersebut bersifat dinamis. Sehingga setiap manusia tidak akan pernah merasa puas dengan hal yang terdapat di dalam dirinya. Sehingga manusia selalu berkeinginan untuk mendapatkan hal yang lebih baik lagi.
Mobilitas sosial memiliki hubungan yang cukup erat dengan stratifikasi sosial, hal ini karena definisi mobilitas sosial yang mana merupakan gerak pindah satu lapisan ke lapisan lainnya, entah itu dari atas ke bawah maupun bawah ke atas. Mobilitas sosial juga dapat terjadi di dalam sebuah konteks diferensiasi sosial, yang mana terjadi perpindahan masyarakat yang mana tidak menunjukkan adanya sebuah tingkatan-tingkatan.
Bentuk-bentuk mobilitas sosial, yang bisa anda ketahui beberapa bentuknya sebagai berikut:
1. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah peralihan dari individu atau objek sosial lain, ataupun sesuatu kelompok sosial menuju kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak ada perubahahan yang terjadi di dalam derajat kedudukan seseorang di dalam mobilitas sosialnyua. Misalnya saja peralihan status kewarganegaraan ataupun pekerjaan. Pak nano awalnya merupakan seorang Guru IPS di SMA. Namun karena merasa tidak cocok dengan lingkungan pekerjaannya, maka dirinya memutuskan untuk pindah menjadi guru IPS di SMP. Mobilitas horizontal sering sekali terjadi di dalam lingkungan masyarakat. Jenis perpindahan ini dapat terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
Tingkatan atau Status
Tentunya anda sering sekali mendengar dan menyaksikan jika seseorang dapat berpindah jabatan meskipun dampak negatif penyimpangan sosial dalam status yang sama. Misalnya saja jika sebelumnya menjabat menjadi menteri di dalam kabinet sebelumnya, namun di kabinet yang sekarang ini dirinya pun menjabat kedudukan yang sama sebagaimenteri. Dalam hal ini dapat diartikan jika tidak terjadi peningkatan maupun penurunan hanya saja perubahan di dalam status maupun tingkatan tersebut adalah sama.
Contoh lainnya adalah kepala sekolah Z yang kemudian dipindah tugaskan untuk menjadi kepala sekolah di SMA Y. Dalam kasus ini dapat dikatakan jika kepala sekolah tersebut mengalami mobilitas ataupun perpindahan namun tetap dalam status yang sama. Mobilitas sosial akan sangat berkaitan dengan tingkatan maupun status di dalam posisi yang sama yang mana dinamakan sebagai bentuk-bentuk mobilitas sosial horizontal.
Wilayah
Hampir di setiap kegiatan sehari-hari, semua orang akan melakukan mobilias horizontal. Entah itu masyarakat yang ada di desa maupun kota. Misalnya saja, orang yang bekerja di sawah atau perkebunan tentunya setelah bekerja akan kembali lagi pulang ke rumah. Di daerah perkotaan pun juga akan terjadi hal yang sama, orang yang bekerja di kantor kemudian akan kembali lagi pulang ke rumah. Hal ini lah yang dinamakan dengan mobilitas horizontal.
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal dapat diartikan sebagai bentuk perpindahahn individu maupun objek sosial lainnya serta kedudukan sosial menuju kedudukan sosial lainnya yang kurang atau tidak sederajat. Ada beberapa unsur-unsur yang masih terkait di dalam bentuk-bentuk mobilitas sosial vertikal, antara lain adalah:
- Kekayaan, faktor kekayaan dapat mengubah posisi maupun kedudukan sosial dari seseorang. Dapat mungkin menjadi lebih kaya maupun sebaliknya dapat menjadi lebih miskin.
- Kekuasaan, faktor kekuasaan pun juga dapat mengubah status serta kedudukan seseorang. Orang yang mengalami kenaikan jabatan akan membuat kekuasaannya menjadi bertambah. Berkebalikan dengan orang yang mengalami penurunan jabatan juga akan menyebabkan kekusaaannya menjadi turun.
- Pendidikan, faktor pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Dengan adanya pendidikan maka membuat seseorang dapat mengalami kenaikan kedudukan maupun status sosialnya. Melalui pendidikan formal, maka akan sangat mudah bagi seseorang untuk bisa mengenali tingkatan pendidikan dari seseorang. Dampak positif dan negatif urbanisasi yang menyebabkan pengaruh pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA kurang hingga perguran tinggi.
- Masuk ke dalam kedudukan lebih tinggi
- Membentuk sebuah kelompok baru
- Turunnya sebuah kedudukan
- Turunnya derajat kelompok individu yang berupa disintegrasi kelompok yang mana sebagai sebuah kesatuan
3. Mobilitas Antar Generasi
Secara umum, mobilitas antar generasi dapat diartikan sebagai mobilitas 2 generasi maupun lebih. Semisal generasi ayah-ibu, generasi anak, dan lainnya. Mobilitas ini ditandai dengan adanya perkembangan taraf hidup dalam kehidupan. Entah itu meningkat maupun menurun. Penekanan dari mobilitas ini bukan kepada perkembangan keturunannya tersebut namun perpindahan status sosial yang terjadi dari generasi ke generasi lainnya. Misalnya saja pak Tarjo merupakan tukang becak. Status pendidikannya pun hanya sampai ke tingkat sekolah dasar. Namun kemudian beliau berhasil membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini lah yang kemudian dinamakan mobilitas antar generasi.
4. Mobilitas Intragerasi
Jenis mobilitas ini merupakan peralihan dari status sosial yang terjadi di dalam sebuah generasi yang sama. Dapat dikatakan pula contoh perubahan sosial budaya jika mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas yang terjadi di sebuah kelompok dengan generasi yang sama. Contoh dari bentuk mobilitas intragenerasi ini antara lain adalah:
- Banyak mantan-mantan penjuang kemerdekaan Indonesia yang berganti profesi menjadi pebisnis maupun pengusaha.
- Remaja angkata 90an memiliki kesempatan yang cukup luas untuk dapat mengembangkan ilmu iptek dikarenakan hidup di era industrialisasi dan globalisasi.
Merupakan perpindahan individu maupun kelompok serta satu daerah menuju daerah lainnya, semisal migrasi, urbanisasi, ataupun transmigrasi. Contoh dari gerak sosial geografis ini antara lain adalah:
- Banyak warga desa yang dulunya berprofesi sebagai petani dan kemudian datang mengadu nasib ke kota besar dan menjadi pedagang, supir, dan lainnya.
- Perpindahan penduduk yang disebabkan adanya bencana alam, seperti gunung meletus, banjir, gempa bumi dan lainnya.