Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim (Poedjiadi, 1994).
Enzim katalase merupakan enzim perombak hidrogen peroksida yang bersifat racun dan merupakan sisa/hasil sampingan dari metabolisme. Apabila H2O2 tidak diuraikan oleh enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel tumbuhan. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya,yaitu berupa air dan oksigen. Enzim ini diproduksi oleh peroksisom.Enzim katalase termasuk ke dalam golongan enzim desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya
Berikut
reaksi dari penguraian H2O2 oleh enzim katalase :
2H2O2 2H2O
+ O2
Enzim ini mengandung empat gugus heme. Heme yang terdapat pada enzim katalase juga terbentuk dari sebuah cincin protoporphyrin dan mengandung atom besi tunggal. Enzim yang mengandung empat gugus ini juga memiliki empat rantai polypeptide yang masing-masing bagian terdiri atas 500 lebih senyawa asam amino (Gaman, 1992).
Gambar: Pengertian Enzim Katalase |
- Konsentrasi enzim : pada suatu
konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya
konsentrasi enzim,
- Konsentrasi substrat : dengan konsentrasi
enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikan kecepatan
reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan
kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah
diterangkan oleh Michaelis – Menten dengan hipotesis mereka tentang terjadinya
kompleks enzim substrat
- Suhu : pada suhu rendah reaksi kimia
berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung
lebih cepat. karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan kecepatan reaksinya pun akan
menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikan
kecepatan reaksi,
- Pengaruh pH: perubahan pH lingkungan akan
berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks
enzim substrat. pH rendah atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya
proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim
- Pengaruh inhibitor: hambatan yang
dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak reversibel. Hambatan tidak
reversibel pada umumnya disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau
modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzim.
Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak
bersaing.
Enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam
keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan
kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau
apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan mempunyai
sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu (Girinda,
1986).
CARA KERJA
Percobaan
Katalase dan Pengaruh Penambahan H2O2
Percobaan Kerberadaan Katalase dan Pengaruh
Penambahan MnO2
Percobaan pengaruh pH terhadap Aktivitas Katalase
HASIL
Table Hasil Percobaan Enzim Katalase
Sampel |
Perlakuan penambahan H2O2 |
||||
Organisme |
Bagian/Fase |
H2O2 |
H2O2+ H2O2 |
||
Jumlah Gelembung |
Nyala Api |
Jumlah Gelembung |
Nyala Api |
||
Cacing |
Anterior |
149 |
+++ |
250 |
? |
Posterior |
50 |
+++ |
228 |
? |
|
Abdomen |
73 |
++ |
180 |
? |
|
Kecambah |
Biji |
28 |
+++ |
25 |
? |
Muda |
18 |
+++ |
20 |
? |
|
Tua |
21 |
++ |
26 |
? |
Tabel 1.
Keberadaan Katalase dan Pengaruh Penambahan H2O2 pada
Katalase
Sampel |
Perlakuan penambahan MnO2 |
||||
Organisme |
Bagian/Fase |
H2O2 |
H2O2+MnO2 |
||
Jumlah Gelembung |
Nyala Api |
Jumlah Gelembung |
Nyala Api |
||
Cacing |
Anterior |
73 |
++ |
0 |
- |
Posterior |
48 |
+++ |
14 |
+++ |
|
Abdomen |
81 |
+++ |
0 |
- |
|
Kecambah |
Biji |
44 |
++ |
77 |
+++ |
Muda |
56 |
+ |
22 |
++ |
|
Tua |
72 |
+ |
94 |
++ |
Tabel 2.
Keberadaan Katalase dan Pengaruh Penambahan MnO2 pada Katalase
Sampel |
pH |
||||
Organisme |
Bagian/Fase |
1 |
9 |
||
Jumlah Gelembung |
Nyala Api |
Jumlah Gelembung |
Nyala Api |
||
Cacing |
Anterior |
65 |
+++ |
64 |
+++ |
Posterior |
62 |
++ |
60 |
+++ |
|
Abdomen |
57 |
++ |
63 |
+++ |
|
Kecambah |
Biji |
21 |
+ |
5 |
+ |
Muda |
146 |
+++ |
52 |
+++ |
|
Tua |
124 |
++ |
24 |
++ |
Tabel 3. Pengaruh pH
pada Aktivitas Enzim Katalase
Sampel |
Suhu |
||||
Organisme |
Bagian/Fase |
5oC |
81 oC |
||
Jumlah Gelembung |
Nyala Api |
Jumlah Gelembung |
Nyala Api |
||
Cacing |
Anterior |
166 |
+ |
0 |
- |
Posterior |
10 |
++ |
0 |
- |
|
Abdomen |
34 |
+ |
0 |
- |
|
Kecambah |
Biji |
17 |
+ |
0 |
- |
Muda |
60 |
+ |
0 |
- |
|
Tua |
41 |
+ |
0 |
- |
Tabel 4. Pengaruh Suhu
pada Aktivitas Enzim Katalase
PEMBAHASAN
Pada kegiatan topik
pertama yang bertujuan mengetahui pengaruh penambahan H2O2
dan substrat H2O2 pada aktivitas enzim katalase, di
dapatkan hasil pada percobaan menggunakan jaringan hewan yaitu cacing. Dari
percobaan pada cacing yang ditambahkan H2O2, terdapat sejumlah
gelembung muncul. Ketika gelembung sudah tidak muncul lagi, kemudian
ditambahkan 1 ml H2O2. Setelah penambahan 1 ml H2O2 gelembung dalam tabung reaksi menjadi lebih
banyak. Saat di tes nyala
menghasilkan hasil yang positif. Begitu pula pada percobaan menggunakan
jaringan tumbuhan yaitu biji Kacang hijau, biji kacang hijau yang ditambah H2O2
terdapat gelembung muncul. Ketika gelembung sudah tidak muncul lagi, kemudian
ditambahkan 1 ml H2O2. Setelah penambahan 1 ml H2O2 ternyata gelembung yang muncul lebih sedikit dan saat di tes nyala menghasilkan
hasil yang positif. Namun, pada percobaan kecambah yang ditambah H2O2,
didapatkan jumlah gelembung lebih sedikit daripada ketika ditambahkan 1 ml H2O2.
Setelah penambahan 1 ml H2O2 di dapatkan jumlah gelembung yang lebih banyak
dan saat di tes nyala menghasilkan
hasil yang positif.
Grafik 1. Keberadaan Katalase dan Pengaruh Penambahan H2O2 pada Katalase
Dari percobaan
tersebut, dapat dilihat munculnya gelembung. Banyaknya gelembung merupakan
tanda dari adanya enzim katalase yang dapat menguraikan H2O2.
Semakin banyak gelembung yang terbentuk maka semakin banyak dan cepat pula
aktifitas enzimnya. Enzim katalase akan menguaraikan H2O2,
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian menjadi dapat
di lihat tandanya dengan timbulnya gelembung.
Timbulnya hasil positif
terhadap tes nyala juga bisa menjadi indikator bahwa oksigen di hasilkan pada
percobaan ini. Dari hasil di atas dapat kita lihat bahwa Enzim katalase tetap
bekerja pada jaringan hewan maupun tumbuhan, dan tetap bekerja saat setelah di
tambahkan H2O2, namun terjadinya gelembung lebih banyak
pada jaringan hewan.
Pada
percobaan selanjutnya adalah penambahan MnO2 yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penambahan MnO2 dan substrat pada aktivitas
enzim katalase. Pada pengujian pada bagian tubuh cacing + MnO2 + H2O2,
ternyata tidak di dapatkan jumlah gelembung satupun dan setelah dilakukan tes
nyala api hasilnya adalah negatif, dimana bara api padam setelah berada dalam
tabung reaksi. Dan pada saat pengujian menggunakan sampel biji kacang hijau +
MnO2 + H2O2, mengalami peningkatan jumlah
gelembung dan saat di uji nyala api menghasilkan hasil yang positif. Selanjutnya
pada percobaan kedua pada kecambah muda+ MnO2 + H2O2,
di dapatkan penurunan jumlah gelembung dari saat belum ditambahkan MnO2
dan ketika di lakukan pengujian nyala api menghasilkan hasil yang positif.
Grafik 2. Keberadaan Katalase dan Pengaruh Penambahan MnO2 pada Katalase
Berdasarkan
data sebelum penambahan MnO2 dan sesudah penambahan terjadi
perbedaan jumlah gelembung yang dihasilkan juga volumenya, pada cacing bagian
abdomen dan anterior tidak terdapat gelembung setelah penambahan MnO2 dan
pada saat pengujian pada cacing bagian posterior gelembung yang dihasilkan
lebih sedikit dibanding sebelum ditambahkan MnO2 sebanyak 14
gelembung, hal tersebut membuktikan bahwa dengan penambahan MnO2 akan
mempengaruhi kerja enzim katalase. Terlihat juga pada tumbuhan kacang
hijau, gelembung yang dihasilkan juga
berbeda sebelum dan sesudah penambahan MnO2 hal tersebut juga
membuktikan bahwa adanya MnO2 akan mempengaruhi kerja enzim. Percobaan ini sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh PH, suhu, konsentrasi enzim,
konsentrasi substrat. Dan disini MnO2 sebagai salah satu jenis
substrat dan penambahan MnO2 pada enzim akan mempengaruhi kerja
enzim.
Selanjutnya
untuk mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim katalase maka perlakuan
diberikan dengan perbedaan besarnya pH, sehingga diperoleh pH masing-masing pH
1, pH 7, dan pH 9. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat
pada grafik hubungan antara pH dengan kerja enzim katalase. Pada pH 1 yang
bersifat asam volume gelembung yang dihasilkan sedikit begitu juga pada pH 9
yang bersifat basa volume gelembung yang dihasilkan pun sedikit. Hal ini karena
enzim terdenaturasi atau mengalami kerusakan pada pH yang ekstrim yaitu pH yang
terlalu tinggi atau basa dan pH terlalu rendah atau asam. Sedangkan pada pH 7
atau pH netral volume gelembung yang dihasilkan maksimal atau banyak. Hal ini
menunjukkan bahwa enzim katalase bekerja secara optimal pada pH 7. Percobaan
ini sesuai dengan teori.
Grafik
3. Pengaruh pH pada Aktivitas Enzim Katalase
Menurut Poedjiadi (1994), perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap
efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. pH
rendah atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan
ini akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim Enzim katalase dapat berkerja dengan baik hanya pada pH optimum atau netral
yaitu pH 7. Jika pada larutan asam, maka enzim
katalase akan rusak dan tidak dapat bekerja. Jika pada basa pun enzim akan
kehilangan keefektivitasan kerjanya. Namun pada suasana asam lebih merusak
enzim katalase dari pada suasana basa.
Percobaan terakhir adalah untuk
mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim katalase. Dalam percobaan ini
digunakan suhu 5°C, 25°C, dan 81°C. Kecenderungan semakin tinggi suhu aktivitas
katalase makin menurun. Dari percobaan yang telah dilakukan, terlihat dari
grafik jika semakin tinggi suhu, aktivitas enzim katalase semakin menurun.
Terutama jika suhu itu sangat tinggi (di atas 70°C) maka yang terjadi adalah
tidak adanya aktivitas enzim sama sekali, bias dilihat dari jumlah gelembung
yang muncul adalah nol, tidak muncul gelembung sama sekali. Sedangkan pada suhu
rendah (5°C) aktivitas enzim berlangsung sangat lambat.
Grafik 4. Pengaruh Suhu pada Aktivitas Enzim Katalase
Hal ini sesuai dengan Poedjiadi (1994) bahwa pada suhu yang
lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat, namun karena enzim adalah suatu
protein, pada suhu
tertentu (maksimum) justru dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan kecepatan reaksinya pun akan
menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikan
kecepatan reaksi, yang mengatakan bahwa semakin tinggi suhu makin tinggi pula
aktivitas enzim yang terjadi. Perbedaan ini dapat disebabkan karena waktu
percobaan yang dilakukan berbeda antara perlakuan satu dengan yang lain.
KESIMPULAN
Aktivitas enzim katalase dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu
konsentrasi substrat, pH, dan suhu.
- Pada
jaringan hewan dan tumbuhan terdapat enzim katalase yang ditunjukkan adanya
gelembung saat pada jaringan hewan maupun tumbuhan ditambahkan H2O2.
- Penambahan
substrat pada aktivitas enzim katalase akan menyebabkan reaksi berlangsung
lebih cepat, namun pada konsentrasi tertentu katalase akan mengalami titik
jenuh dan tidak terdapat peningkatan kecepatan reaksi.
- Aktivitas enzim katalase bekerja dengan maksimal pada pH optimal yaitu pH 7 atau pH netral.
- Enzim katalase dapat bekerja pada suhu
optimum, jika pada suhu rendah, reaksi akan berlangsung lambat, namun jika suhu
terlalu tinggi maka enzim justru terdenaturasi.