Kumpulan Pengertian Menurut Para Ahli

Selasa, 13 Oktober 2020

Pengertian Kepercayaan Diri Menurut Para Ahli

| Selasa, 13 Oktober 2020
Pengertian Kepercayaan Diri
Percaya diri berasal dari bahasa Inggris yakni self confidence yang artinya percaya pada kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah berupa penilaian yang positif. Penilaian positif inilah yang nantinya akan menimbulkan sebuah motivasi dalam diri individu untuk lebih mau menghargai dirinya. Pengertian secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya (Thursan, 2002). 

Menurut Hakim (dalam Polpoke, 2004) secara sederhana mengungkapkan bahwasanya kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut mempunyai merasa mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. 

Kepercayaan diri merupakan factor yang sangat penting bagi siswa, karena sikap percaya diri akan membuat individu merasa optimis dan mampu untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan sosialnya. Kepercayaan diri didefinisikan berbeda-beda dalam literature psikologi. 

Pengertian secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya (Thursan, 2002). 

Adler menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas. Rasa percaya diri juga dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap orang dalam kehidupan serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep dirinya (Rahmad, 1991). 

Menurut Maslow kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Menurut Centi, konsep diri adalah gagasan seseorang tentang dirinya sendiri, yang memberikan gambaran kepada seseorang mengenai kepada dirinya sendiri. Sullivan mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri, konsep diri Positif dan konsep diri Negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik negative seperti ejekan dan perendahan (Bastaman, 1995). 

Menurut Lauster Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam interaksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri, tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis, dan gembira (Lauster 2002). 

Menurut Al-Uqshari (2005) rasa percaya diri adalah salah satu kunci kesuksesan dalam hidup. Untuk dapat mencapai kesuksesan dalam hidup kepercayaan diri sangatlah penting agar kita bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita, maupun dalam pergaulan bermasyarakat.Al- Uqshari mendefinisikan rasa percaya diri adalah sebentuk keyakinan kuat pada jiwa, kesepahaman dengan jiwa, dan kemampuan menguasai jiwa. Menurut Al-Uqshari tanpa rasa percaya diri, kita niscaya tidak akan bisa mencapai keinginan yang kita idam-idamkan, bahkan vitalitas, daya kreatifitas, dan jiwa petualangan yang kita miliki spontan akan beralih menjadi depresi, frustasi dan patah semangat. Karena pada prinsipnya, rasa percaya diri secara alami bisa memberikan kita efektivitas kerja, kesehatan lahir batin, kecerdasan, keberanian, vitalitas, daya kreativitas, jiwa petualangan, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, kontrol diri, kematangan etika, rendah hati, sikap toleran, rasa puas dalam diri maupun jiwa, serta ketenangan jiwa. 

Sedikit berbeda dengan pendapat diatas, De Angelis mendefinisikan kepercayaan diri sebagai sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan. Dalam pengertian ini rasa percaya diri dapat muncul karena kemampuan dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sehingga, rasa percaya diri baru muncul setelah seseorang melakukan sesuatu pekerjaan secara mahir dan melakukannya dengan cara memuaskan hatinya. Atas dasar pengertian di atas maka seseorang tidak akan pernah menjadi orang yang benar-benar percaya diri, karena rasa percaya diri itu muncul hanya berkaitan dengan ketrampilan tertentu yang ia miliki. Oleh sebab itu menurut De Angelis rasa percaya diri yang sejati senantiasa bersumber dari hati nurani, bukan dibuat-buat. Rasa percaya diri berawal dari tekad dari diri sendiri untuk melakukan segala yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup seseorang, yang terbina dari keyakinan diri sendiri (dalam Barbara, 2000). 

Loekmono mengemukakan bahwa kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu sendiri, norma dan pengalaman keluarga, tradisi, kebiasaan dan lingkungan social atau kelompok dimana itu berasal (dalam Safitri, 2010). 

Percaya diri itu berawal dari diri sendiri, bagaimana tekad kita untuk melakukan yang kita inginkan dan butuhkan dalam menjalani proses kehidupan. Untuk dapat membentuk kepercayaan diri pada dasarnya berawal dari keyakinan diri kita sendiri, bagaimana kita dapat menghadapi segala tantangan dalam kehidupan, sehingga kita mampu berbuat sesuatu untuk menghadapi segala tantangan yang ada ( De Anjelis, 2002). 


Dari berbagai definisi di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepercayaan diri adalah sikap percaya dan yakin akan kemampuan yang dimiliki, yang dapat membantu seseorang untuk memandang dirinya dengan positif dan realitis sehingga ia mampu bersosialisasi secara baik dengan orang lain. 



Aspek – Aspek Kepercayaan Diri

Ada beberapa Aspek dari kepercayaan diri seperti yang diungkapkan oleh Lauster (2002) , adalah sebagai berikut : 
  1. Kemampuan pribadi, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan diri dimana individu yang bersangkutan tidak terlalu cerdas dalam tindakan, tidak tergantung dengan orang lain dan mengenal kemampuannya sendiri. 
  2. Interaksi sosial, yaitu bagaimana individu dalam berhubungan dengan lingkungannya dan mengenal sikap individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, bertoleransi dan dapat menerima dan menghargai orang lain. Menurut Muhibbin Syah (2006) Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. 
  3. Konsep diri, yaitu bagaimana individu memandang dan menilai dirinya sendiri secara positif atau negatif, mengenal kelebihan dan kekurangannya. Menurut Gael Lindenfield (1997) Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Ini disebabkan karena mereka punya alasan dan pemikiran yang jelas dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa yang bisa mereka dapatkan. 

Ada pula aspek-aspek kepercayaan diri yang ditawarkan oleh Lauster dalam bukunya tes prestasi, adalah sebagai berikut: 
  1. Tidak mementingkan diri sendiri 
  2. Tidak membutuhkan orang lain 
  3. Optimis 
  4. Gembira 

Dari paparan ahli di atas dapat dimengerti bahwa Remaja yang memiliki kepercayaan diri yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dengan mengenal kemampuan yang ada dalam dirinya, mereka juga mampu untuk menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang ada disekitarnya, dapat menerima orang lain dan menghargainya, dan mampu memandang diri sendiri secara positif atau negatif dengan mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya.


Sumber:
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.  

Sekian uraian tentang Pengertian Kepercayaan Diri Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Related Posts