Menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAD) yang dikutip oleh Tunggal (2007), Pengendalian Internal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen, dewan pengawas, atau pihak lain, termasuk komite audit, untuk mengelola resiko dan meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen melakukan tindakan - tindakan seperti perencanaan, pemantauan dan sebagainya untuk memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian tujuan tersebut.
Menurut Rama & Jones (2008), pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan - kebijakan, prosedur - prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset - aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah pengendalian dalam suatu organisasi bertujuan untuk menjaga aset perusahaan, pemenuhan terhadap kebijakan dan prosedur, kehandalan dalam proses, dan operasi yang efisien.
Menurut Gondodiyoto (2007), tujuan disusunnya sistem kontrol atau pengendalian internal komputerisasi adalah untuk :
- Meningkatkan pengamanan (improve safeguard) aset sistem informasi (data/catatan akuntansi (accounting records) yang bersifat logical assets, maupun physical assets seperti hardware, infrastructures, dan sebagainya).
- Meningkatkan integritas data (improve data integrity), sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan dapat dibuat laporan yang benar.
- Meningkatkan efektivitas sistem (improve system effectiveness).
- Meningkatkan efisiensi sistem (improve system efficiency).

Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2001) Tujuan sistem pengendalian internal direncanakan atau dirancang dengan tujuan untuk :
- Menjaga kekayaan organisasi,
- Mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntasi,
- Mendorong efisiensi, dan
- Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengendalian internal harus diterapkan terhadap setiap sistem dan aplikasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi exposure yang selalu muncul pada pencatatan yang buruk, akuntansi yang tidak tepat, interupsi bisnis, pengambilan keputusan yang buruk, penipuan dan penggelapan, pelanggaran hukum terhadap peraturan, peningkatan biaya dan hilangnya aset perusahaan. Oleh sebab itu manajemen harus menyadari pentingnya pengendalian untuk menjaga sistem dari penggunaan secara tidak tepat, untuk mengurangi timbulnya kesalahan dan untuk memaksimalkan hasil dari sistem operasi. Pengendalian ini digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
- General controls (pengendalian umum).
- Application controls (pengendalian aplikasi).
Pengendalian Umum (General Control)
Menurut Sawyer, Dittenhofer, & Scheiner (2005), general control consist of those controls in the IS and user environment that are pervasive over all or most application. They include such controls as segregation of incompatible duties, system development procedures, data security, all administrative controls, and disaster recovery capabilities.
Menurut Gondodiyoto (2007, hal. 301) pengendalian umum didefinisikan sebagai sistem pengendalian internal komputer yang berlaku umum meliputi seluruh kegiatan komputerisasi sebuah organisasi secara menyeluruh. Artinya ketentuan – ketentuan dalam pengendalian tersebut berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi yang digunakan di perusahaan tersebut.
Ruang lingkup yang termasuk dalam pengendalian umum (pengendalian perspektif manajemen) diantaranya adalah :
- Pengendalian manajemen puncak (top management controls).
- Pengendalian manajemen pengembangan sistem (information system management controls).
- Pengendalian manajemen sumber data (data resources management controls).
- Pengendalian manajemen operasi (operations management controls).
- Pengendalian manajemen keamanan (security administration management controls).
- Pengendalian manajemen jaminan kualitas (quality assurance management controls).
Pengendalian Aplikasi (Application Control)
Menurut Ruppel (2008) application controls help ensure the completeness and accuracy of transaction processing, authorization, and validity edit checks, numerical sequence checks, and manual follow up of the exception report are example of application controls.
Menurut Gondodiyoto (2007) pengendalian aplikasi (appliaction controls) adalah sistem pengendalian intern (internal control) pada sistem informasi berbasis teknologi informasi yang berkaitan dengan pekerjaan/kegiatan/aplikasi tertentu (setiap aplikasi memiliki karakteristik dan kebutuhan pengendalian yang berbeda).
Sumber:
Rama Dasaratha V/ Frederick L. Jones.2008. Sistem Informasi Akuntansi. Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat
Sekian Pengertian Pengendalian Internal Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.