Fang dkk., (2004), mendefinisikan pola pikir sebagai sesuatu yang terjadi di kepala seseorang, yang memiliki kekuatan untuk mengontrol sikap seseorang dan berpotensi untuk memengaruhi perilaku seseorang. Sedangkan Aloia, Pasquale, dan Aloia (2011), mengatakan bahwa pola pikir merupakan sebuah pandangan mental atau karakter yang terprogram dan memutuskan respon individu untuk berbagai situasi.
Pola pikir merupakan hal yang penting untuk menjelaskan penilaian manusia dan pengambilan keputusan yang dalam beberapa keputusan dapat memperbaiki atau memperburuk bias keputusan (Hamilton, Vohs, Sellier, & Meyvis, 2011). Definisi lain dari pola pikir menurut Triantis (2013) adalah filosofi kehidupan, cara berpikir, sikap, opini, dan mentalitas seseorang atau sebuah kelompok.
Berdasarkan dari definisi-definisi yang terdapat di atas maka disimpulkan bahwa pola pikir merupakan sebuah filosofi kehidupan, cara berpikir, sikap, opini, dan mentalitas yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi perilaku seseorang, memiliki penting dalam penilaian manusia, dan pengambilan keputusan dalam respon individu untuk berbagai situasi.
Gambar: Pengertian Pola Pikir |
Jenis-jenis Pola Pikir
Freitas, Gollwitzer, dan Trope (2004), mengemukakan bahwa ada dua jenis pola pikir yang biasanya disebut sebagai Construal Theory yaitu pola pikir abstrak dan pola pikir konkret. Menurut Tsai dan Thomas (2011) pola pikir abstrak menyebabkan seseorang untuk fokus terhadap gambaran yang lebih besar atau lebih lengkap. Contohnya, soda dapat disimpulkan sebagai minuman, Toyota adalah sebuah mobil, iPhone adalah smartphone, dan sebagainya. Sementara itu pola pikir konkret membuat orang fokus terhadap detail yang lebih spesifik atas sebuah objek atau tindakan. Contohnya adalah soda adalah Sprite atau smartphone adalah iPhone.
Pola pikir abstrak juga merupakan pola pikir yang memudahkan seseorang untuk menjawab pertanyaan “mengapa” yang berkaitan dengan sebuah tujuan atau tindakan sedangkan pola pikir konkret memudahkan seseorang untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” (Freitas dkk., 2004).
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pola Pikir
Van Bergen (2012) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang dapat memengaruhi pola pikir abstrak atau konkret seseorang, yaitu:
1. Kebudayaan
Ada perbedaan yang besar antara kebudayaan Barat dan Asia Timur. Seperti yang diutarakan Kim dan Markus (1999), kebudayaan Barat memiliki fokus utama terhadap diri sendiri, mereka memiliki kebebasan dan hak individu untuk memilih dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Sedangkan pada kebudayaan Asia Timur, penduduknya secara aktif dan terbuka mengikuti kelompok dan norma-norma sosial. Secara umum penduduk Asia Timur memiliki pola pikir konkret sedangkan penduduk memiliki pola pikir abstrak.
2. Psychological distance
Ada beberapa bentuk psychological distance seperti spasial, temporal, sosial, dan hypotheticality yang memengaruhi tingkat abstraksi. Semakin besar jarak ini, maka semakin tinggi tingkat abstraksi. Ketika seseorang berpikir tentang sebuah peristiwa yang akan terjadi dalam satu tahun mendatang maka kemungkinannya hal tersebut merupakan bentuk abstrak. Contohnya, jika seseorang akan mengunjungi seminar yang diadakan selama dua hari di kota lain di satu tahun kemudian, maka orang tersebut akan berpikir tentang memesan tiket dan hotel. Sedangkan jika acara tersebut berlangsung esok harinya, hal yang dipikirkan merupakan sesuatu yang konkret, seperti pakaian apa yang akan dibawa atau mengisi lagu untuk didengarkan selama penerbangan.
3. Mood
Seseorang yang memiliki perasaan senang lebih cenderung kepada bentuk pola pikir abstrak jika dibandingkan terhadap orang yang memiliki perasaan netral atau sedih. Mereka lebih cenderung untuk mengeneralisasi, mengelompokkan, dan mengategorisasi sesuatu ke dalam kategori yang lebih luas.
Sekian uraian tentang Pengertian Pola Pikir Menurut Para Ahli, semoga bemanfaat.